Stop Buang Air Besar di Sembarangan (SBS)
Latar belakang
Diperkirakan sekitar 47% masyarakat Indonesia masih Buang Air
Besar Sembarangan (BABs). Dari data SIM (1 Juli 2011), Dusun yang SBS :
31,42%, (target 80%), Persentasi KK yang akses jamban sebesar, 52,30%
(taget100%), dan penambahan jumlah orang akses 1. 951.086 jiwa,(target 6-10
juta). Dengan tempat berperilaku buang air besar ke sungai, kebon, sawah, kolam
dan tempat-tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut jelas sangat
merugikan kondisi kesehatan masyarakat, karena tinja dikenal sebagai media
tempat hidupnya bakteri E-coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit
diare. Tahun 2006 angka kejadian diare sebesar 423 per 1000 penduduk dan Case
Fatality Rate (CFR) diare sebesar 2,52 %.
Hasil Study WHO tahun 2007, menyatakan
bahwa melalui pendekatan sanitasi Total, dapat menurunkan kejadian diare
sebesar 94%,
Berbagai alasan digunakan oleh
masyarakat untuk buang air besar sembarangan, antara lain anggapan bahwa
membangun jamban itu mahal, lebih enak BAB di sungai, tinja dapat untuk pakan
ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan
sejak dulu, sejak anak-anak, sejak nenek
moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan.
Alasan dan kebiasaan tersebut
harus diluruskan dan dirubah karena akibat kebiasaan yang tidak mendukung pola
hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan memperbesar masalah kesehatan. Dipihak
lain bilamana masyarakat berperilaku higienis, dengan membuang air besar pada
tempat yang benar, sesuai dengan kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat
mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit menular. Dalam kejadian diare
misalnya, dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, dalam
hal ini meningkatkan jamban keluarga, akan dapat menurunkan kejadian diare
sebesar 32% dan 45% dengan Perilaku CTPS
Mengapa harus STOP BABS
Tinja
atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan berinduknya
bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja
tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, dll maka
bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan
masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada seseorang dan
bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.
Stop
buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat dalam hal-hal
sebagai berikut :
- Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau
dan lebih indah
- Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat dijadikan sebagai
air baku air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti
mandi, cuci, dll
- Tidak mengundang vector (serangga dan binatang) yang dapat
menyebarluaskan bibit penyakit, sehingga dapat mencegah penyakit menular
Kemana tinja harus dibuang
Mengingat
tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan membahayakan kesehatan
masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang
dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu “wadah”
atau sebut saja JAMBAN. Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk jamban
yang paling sederhana, dan murah, misal jamban CEMPLUNG, atau jamban yang lebih baik,
dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher
angsa dari bahan keramik.
Prinsip
utama tempat pembuangan tinja /jamban sehat
-
Tidak mencemari sumber air /badan air atau Jarak tempat
penampungan tinja terhadap sumber air di atas 10 meter.
-
Tidak mencemari lingkungan (bau)
-
Tidak ada kontak dengan Vektor.
-
Konstruksi yang aman
- Sebagai tambahan adalah adanya saluran SPAL, pengelolaan tinja dan milik
sendiri.
Untuk mencegah terjadinya terjadinya pencemaran sumber air dan Badan
air, maka pada secara tahap mulai Cara tempat penampungan tinja dibuat jaraknya
diatas 10 meter, lebih lanjut dibuat septictank dan mengurasnya secara berkala.
Dan untuk mencegah bau tidak mencemari lingkungan secara bertahap yakni dengan
menutup tempat penampungan tinja, dan membuat saluran /plensengan dan pada
tahap akhir adalah dengan membuat kloset leher angsa.
Siapa yang harus menggunakan jamban
Semua
anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik anak-anak
(termasuk bayi dan anak balita) dan
lebih-lebih orang dewasa.
Dengan
pemikiran tertentu, seringkali tinja bayi dan anak-anak dibuang sembarangan
oleh orang tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal ini perlu diluruskan,
bahwa tinja bayi dan anak-anak juga harus dibuang ke jamban, karena tinja bayi
dan anak-anak tersebut sama bahayanya dengan tinja orang dewasa.
Apa peran kader masyarakat.
Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang
berkesadaran dan berkepentingan untuk memajukan dan meningkatkan derajat
kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam promosi perilaku stop buang
air besar sembarangan, yaitu anttara lain:
- memanfaatkan setiap kesempatan di
dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku buang
air besar yang benar dan sehat
- melakukan pendataan rumah tangga yang
anggota keluarganya masih BAB Sembarangan, mendata rumah tangga yang sudah
memiliki jamban “sederhana” dan mendata keluarga yang sudah memiliki
jamban yang sudah lebih sehat (leher angsa)
- mengadakan kegiatan yang sifatnya memicu,
mendampingi, dan memonitor perilaku masyarakat dalam menghentikan
kebiasaan buang air besar sembarangan, sehingga dalam tatanan dusun/desa
terwujud kondisi TERBEBAS DARI PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
- menggalang daya (bias tenaga ataupun
dana) antar sesama warga untuk
memberi bantuan dalam pembangunan jamban bagi warga yang lain
- menjadi resource-lingker (penghubung)
antar warga masyarakat dengan berbagai pihak terkait yang berkepentingan dalam mewujudkan jamban
yang sehat (improved jamban).
Community Led Total Sanitation (CLTS)
Menyadari
pentingnya integrasi kegiatan sanitasi total untuk menurunkan angka diare maka
pemerintah telah menetapkan Strategi Penurunann angka diare melalui salah satu
bentuk pendekatan yang dianut oleh Program Pamsimas adalah dengan pendekatan
PEMICUAN, yang lebih dikenal dengan sebutan Community Led Total Sanitation
(CLTS). Pemicuan ini untuk merubah perilaku masyarakat dalam menuju buangan air
besar yang benar dan sehat secara totalitas dan keseluruhan dalam desa/dusun
tersebut. Adapun prinsip dan ciri penting CLTS adalah sebagai berikut:
Prinsip – prinsip pemicuan CLTS, adalah :
- Tanpa subsidi kepada masyarakat
- Tidak menggurui,
tidak memaksa dan tidak mempromosikan jamban
- Masyarakat sebagai
pemimpin
- Totalitas; seluruh
komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan - perencanaan –
pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan
Ciri-ciri penting dalam CLTS adalah :
- inisiatif masyarakat
- Total atau keseluruhan, keputusan masyarakat dan
pelaksanaan secara kolektif adalah kunci utama.
- Solidaritas masyarakat,
laki-laki dan perempuan, kaya dan
miskin, semua akan sangat terlibat dalam pendekatan ini.
Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan
Stop Buang Air Besar Sembarang (BABs) melalui
proses pemicuan.
Komponen Kegiatan Stop BABs
A.
Peningkatan kebutuhan sanitasi yang sehat dan
perilaku higiene (demand)
(advokasi, promosi higiene, pemahaman
sanitasi, pemicuan (baru dilakasnakan)
dan tekanan kolektif, pendampingan, penciptaan penghargaan (reward).
Pelaksanaan
Pemicuan :
-
Pra Pemicuan / Persiapan Pemicuan
Yang perlu dilakukan adalah
- Pengenalan masyarakat yang perlu
dipertimbangkan adalah pemicuan Identifikasi Permasalahan, Analisa
Permasalahan, Tetapkan tujuan kegiatan Indentifikasi Kelompok Sasaran, Tetapkan
pesan yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan dan Target Sasaran,
Identifikasi sumber pendanaan.
- Persiapan Pelaksanaan pemicuan : Penentuan
waktu dan tempat, Persiapan alat dan bahan dan pembagian peran.
-
Pelaksanaan Proses Pemicuan.
-
Pasca Pemicuan Belum berjalan Verifikasi berjalan belum menggunakan format
monitoring sesuai dengan Panduan Serifikasi Pemicuan),
Sertifikasi
CLTS :
adalah sertifikasi terhadap proses pelaksanaan pemicuan bukan terhadap hasil
pemicuan dan dilakukan oleh sanitarien puskesmas yang telah dilatih TOT CLTS.
-
Monitoring Pemicuan.
B.
Peningkatan penyediaan produk dan layanan sanitasi
yang mencukupi dan tepat guna (supply).
C. Penciptaan lingkungan yang mendukung (environment)
Pilihan Jenis Kegiatan :
- Pertemuan setengah hari Stop BABs (arisan
dasa wisma, pengajian taklim, kelompok Pos Ronda, Hari penimbangan
posyandu, Hari jumat bersih)
- Pemicuan CLTS
- Gebiar SBS/lomba Dusun SBS
- Lomba lingkungan Sehat.
- Kampanye melalui Radio (stop BABs dan
CTPS)
- Radio Spot (stop BABs dan CTPS)
- Lomba Cuci tangan, lomba merancang sarana
CTPS
- Pembuatan media promosi (stiker, Papan
Informasi/pengumunan, Baliho,
spanduk, dll)
- Lomba Foto
- Pertandingan berbasis sekolah
- Pembuatan sarana Sanitasi di sekolah
- Inspeksi sanitasi
- Pemasaran Sanitasi
a.
Pengadaan Contoh Cetakan
Kloset dan Jamban /Bess
b.
Pelatihan Tukang
pembuatan kloset dan jamban/bes
c.
Pembentukan Kelompok
arisan sarana sanitasi
d.
Pembinaan dan monitoring
kelompok arisan.
- Pelatihan :
a.
Pelatihan Promosi
kesehatan
b.
Pelatihan PHBS : bagi
guru, masyarakat , dan anak sekolah
c.
Pelatihan Pemetaan Lingkungan
sekolah, rumah dan sekitarnya
d.
Identifikasi sanitasi dan
perilaku hygiene dimasyarakat sekolah
e.
Identifikasi sanitasi dan
perilaku hygiene dimasyarakat
f.
Indentifikasi penyakit
g.
Perilaku Baik buruk Bagi
kesehatan
h.
Sarana air bersih dan
sanitasi di sekolah
i.
Alur penularan penyakit
j.
Cara penghambatan
penyakit
k.
Pemilihan pencegahan
penyakit menular
l.
Anak sebagai agen perubahan
m.
Praktek Lapangan
n.
Mikro Facilitaling
o.
Pelatihan pematuan
kualitas air secara Fisik
Apa peran kader masyarakat
Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa
yang berkesadaran untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai
peran yang sangat penting dalam promosi perilaku cuci tangan pakai sabun,
diantaranya adalah:
- memanfaatkan setiap kesempatan di
dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku CTPS
- mengadakan kegiatan yang sifatnya “suatu
gerakan” cuci tangan pakai sabun sehingga dapat menarik perhatian
masyarakat, seperti pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll.
Monitoring :
Monitoring bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan rencana tindaklanjut yang disepakati. Hasil dari monitoring menjadi
bahan masukan bagi evaluasi dan rencana kegiatan selanjutnya.
- Pelaksanaan
Monitoring dilakukan oleh petugas kesehatan
dan atau Fasilitator masyarakat bersama dengan masyarakat (kader kesehatan,
natural leader, tokoh masyarakat, guru dan anak sekolah). Monitoring dan
evaluasi dilakukan secara partisipatif dan berkala oleh masyarakat dan didukung
oleh fasilitator.
Peran fasilitator adalah sangat penting dalam
melakukan monitoring dan evaluasi Hal I ni dilakukan untuk memberikan
monitifasi bagi masyarakat yang sdang dalam masa perubahan di bidang sanitasi.
Monitoring dan Evaluasi :
Dalam memonitoirng dan evaluasi Perubahan
Adopsi perilaku Stop BABs dengan cara :
Bertanya menggunakan kwuisioner dengan
pertanyaan :
- Dimana anda / KK ini membuang air besar.
- Melihat Jamban : Jenis Jamban Sehat,
Jamban dengan Leher angsa dan septictank
- Melihat adanya sarana air.
- Dan sebagai tambahan adanya sabun.
Format Data Dasar.
No
|
Dusun
|
Nama Pemilik Rumah
|
Miskin
|
Jumlah
KK
|
Jumlah Jiwa
|
Perilaku Buang air besar
|
Tdk ada
|
Jamban Sehat
|
Sederhana
|
Jamban Leher anggsa & septictank
|
Kumunal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
1
|
A
|
V
|
3
|
15
|
|
V
|
0
|
|
|
|
B
|
|
4
|
20
|
V
|
0
|
|
|
|
|
C
|
|
3
|
12
|
|
|
|
01
|
|
|
D
|
|
5
|
16
|
|
|
|
01
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
Catatan : Tempat BAB : (v) sebelum pamsimas masuk, (o) /
dilingkari setelah pamsimas
01/02 : jumlah jamban kumunal yang digunakan
Cara Memonitoring /pengambilan data :
1.
Melihat sampel RT
2.
Secara berkala Bulanan.
3.
Melihat Catatan dari
Kepala Dusun/Kader
- Pelaporan
Format pelaporan akan mengacu pada hasil
kesepakatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Mekanisme pelapooran sesuai dengan yang telah
disepakati
Untuk
memastikan tidak adanya kontak tinja dengan manusia, maka perubahan perilaku
stop BABS harus selalu diikuti dengan perilaku CTPS karena :
- CTPS dapat mencegah penyakit Diare
- CTPS dapat membunuh kuman.
MATERI
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
Latar belakang
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah
satu pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang tertuang dalam surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 852/SK/Menkes/IX2008. Pentingnya CTPS adalah
dapat mencegah penyakit seperti diare, typhus perut, kecacingan, flu babi, flu
burung dan virus baru H1N1. Menurut hasil Penelitian (Curtis tahun 2011), CTPS
dapat menurunkan angka diare sebesar 47% dan menurunkan kejajian ISPA dan Flu
Burung 50%..
Seperti halnya perilaku buang air besar
sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan
masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait
perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini disebabkan perilaku tersebut masih
sangat rendah, yakni 43,50% (KPI Juli 2011). Dan berdasarkan Human Services
(BHS) di Indonesia Tahun 2006, perilaku CTPS, dilihat dari sisi waktu kritis
CTPS ditemukan bahwa :
·
12% setelah buang air besar,
·
9% setelah membersihkan tinja bayi dan balita
·
7% sebelum
memberi makan kepada bayi.
·
14% sebelum makan.
Mengapa perlu CTPS
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata
bukan merupakan perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada
umumnya. Rendahnya perilaku cuci tangan
pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun
dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi
kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan tersebut. Dengan demikian dapat
dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara lain karena berbagai alasan
sbb:
- Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah
penyakit yang dapat menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap
tahunya.
- Mencuci tangan dengan air saja tidak
cukup
- CTPS adalah satu-satunya intervensi
kesehatan yang paling “cost-effective” jika dibanding dengan hasil yang
diperolehnya.
Kapan harus cuci tangan
Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun
yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut:
- Sebelum makan
- Sebelum menghidangkan makanan
- Sebelum memberi makan kepada bayi/balita
- Setelah buang air besar/buang air kecil /
Setelah menceboki bayi/anak
- Setelah memegang unggas/hewan
Pada saat promosi kesehatan, selain 5 waktu
kritis tersebut, ada beberapa waktu lain yang juga penting dan harus dilakukan CTPS,
yaitu:
- Setelah bermain di lumpur/ tanah.
- Setelah batuk/bersin, setelah membuang
ingus/membersihkan hidung
- Setelah mengucak mata
- Setelah memegang Kapur Tulis
- Setelah bekerja di kebun / membersihkan sampah
- Sebelum menyusui bayi
Apa manfaat cuci tangan
Manfaat yang diperoleh setelah seseorang
melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu antara lain:
- membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
- mencegah penularan penyakit, seperti diare,
ISPA, , flu burung, flu babi, disentri, typhus, dll
- tangan menjadi bersih dan indah
Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun
- Cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir
- Gunakan Sabun dan gosok hingga berbusa
- Gosok dengan seksama selama 20 meint
- Gosoklah telapak tangan, punggung tangan,
pergelangan tangan, antara / sela-sela jari dan bawah kuku
- Bilas sampai bersih
- Keringkan dengan lap bersih.
Langkah yang dipertimbangkan dalam merencanakan
- Identifikasi Permasalahan
- Analisa Permasalahan
- Tetapkan tujuan kegiatan
- Indentifikasi Kelompok Sasaran
- Tetapkan pesan yang akan disampaikan
sesuai dengan tujuan dan Target Sasaran
- Identifikasi sumber pendanaan
- Pelaksanaan kegiatan
- Monitoring.
Pilihan Jenis Kegiatan :
a.
Pertemuan setengah hari
CTPS (arisan dasa wisma, pengajian taklim, kelompok Pos Ronda, Hari penimbangan
posyandu, Hari jumat bersih)
b.
Pemicuan CTPS
c.
Demostrasi Cuci tangan.
d.
Kampanye melalui Radio
e.
Radio Spot
f.
Lomba Cuci tangan, lomba merancang sarana
CTPS
g.
Pembuatan media promosi
(stiker, Papan Informasi/pengumunan,
Baliho, spanduk, dll)
h.
Lomba Foto
i.
Pertandingan berbasis sekolah
j.
Pembuatan sarana CTPS di sekolah
k.
Pelatihan CTPS
Apa peran kader masyarakat
Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa
yang berkesadaran untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai
peran yang sangat penting dalam promosi perilaku cuci tangan pakai sabun,
diantaranya adalah:
a.
Memanfaatkan setiap
kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya
perilaku CTPS
b.
Mengadakan kegiatan yang
sifatnya “suatu gerakan” cuci tangan pakai sabun sehingga dapat menarik
perhatian masyarakat, seperti pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll.
Monitoring :
Monitoring bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan rencana tindaklanjut yang disepakati. Hasil dari monitoring menjadi
bahan masukan bagi evaluasi dan rencana kegiatan selanjutnya.
Pelaksanaan
Monitoring dilakukan oleh petugas kesehatan
dan atau Fasilitator masyarakat bersama dengan masyarakat (kader kesehatan,
natural leader, tokoh masyarakat, guru dan anak sekolah). Monitoring dan
evaluasi dilakukan secara partisipatif dan berkala oleh masyarakat dan didukung
oleh fasilitator.
Peran fasilitator adalah sangat penting dalam
melakukan monitoring dan evaluasi Hal I ni dilakukan untuk memberikan
monitifasi bagi masyarakat yang sdang dalam masa perubahan di bidang sanitasi
.
Dalam memonitoirng dan evaluasi Perubahan
Adopsi perilaku CTPS dengan cara :
Bertanya menggunakan kwuisioner dengan
pertanyaan :
- Apakah anda / KK ini sudah mencuci tangan
dengan air
·
Dimana anda / KK ini
mencuci tangan
·
Melihat adanya sarana air
yang mengalir
- Melihat adanya Sabun
- Dan sebagai tambahan adanya sarana media.
Format Data Dasar. Monitoring CTPS
No
|
Dusun
|
Nama Pemilik Rumah
|
Miskin
|
Jumlah
KK
|
Jumlah Jiwa
|
Adopsi CTPS
|
Belum adopsi
|
Sarana CTPS dan sabun
|
Media Promosi CTPS
|
1
|
1
|
A
|
V
|
3
|
15
|
|
|
|
|
|
B
|
|
4
|
20
|
|
|
|
|
|
C
|
|
3
|
12
|
|
|
|
|
|
D
|
|
5
|
16
|
|
|
|
Catatan : Adopsi CTPS : (v) sebelum pamsimas masuk, (o) /
dilingkari setelah pamsimas
Cara Memonitoring :
1.
Melihat sampel RT
2.
Secara berkala Bulanan.
3.
Melihat Catatan dari
Kepala Dusun/Kader
- Pelaporan
Format pelaporan akan mengacu pada hasil
kesepakatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Mekanisme pelapooran sesuai dengan yang telah
disepakati
MATERI
PENGAMANAN AIR MINUM RUMAH TANGGA
Mengapa perlu air bersih
Air
merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, mandi,
cuci, dan keperluan lainnya. Bila kita tidak menggunakan air yang bersih.
Air
banyak dijumpai di alam, dan merupakan benda social yang melimpah ruah seperti kita lihat di laut,
sungai, danau dan lain-lain. Namun demikian air yang bersih yang sehat
merupakan benda ekonomi, yang kini susah
untuk diperoleh bagi masyarakat.
Air
merupakan suatu unsure yang sangat
penting dalam aspek kesehatan masyarakat, dimana air dapat menjadi sumber dan
tempat perindukan dan media kehidupan bibit penyakit. Banyak penyakit yang
tterkait dengan air, baik air kotor dan bahkan juga air yang bersih secara
fisik, seperti diare, demam berdarah, dll
Air
dialam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum bagi masyarakat. Air
yang tercemar akan menyebabkan susah dalam pengolahanya, memerlukan teknologi
yang kadang-kadang canggih. Untuk itu air dialam harus dipelihara, dan diccegah
dari pencemaran.
Apa
syarat air bersih
Air
bersih dan air minum harus memenuhi syarat kesehatan, baik syarat fisik,
biologi maupun kimiawi.
Syarat
fisik dapat dibedakan melalui inder kita, seperti dapat dilihat, dirasa,
dicium, diraba. Secara fisik air harus
memenuhi syarat sbbi:
- air tidak berwarna, bening/jernih
- air tidak keruh, bebas dari lumpur, sampah, busa, dll
- air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau
- air tidak bberbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tdak bau belerang,
dll
Apa
manfaat air
Air
yang bersih dan sehat, akan memberi menfaat bagi kesehatan masyarakat, seprti
terhindar dari gangguan penyakit diare, cholera, disentri, thypus, penyakit
kulit, dll Disamping dari aspek penyakit, air juga sangat penting untuk aspek
kebersihan diri, atau hygiene perorangan.
Dari
sumber air bersih dapat diperoleh
Air
bersih untuk kebutuhan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Namun seringkali
sumber air bersih jauh dari lokasi tempat tinggal suatu kelompok masyarakat,
sehingga sulit dan membutuhkan tenaga dan biaya untuk mendapatkannya.
Sumber-sumber
air tersebut adalah:
- mata air
- air sumur (bias sumur dalam atau sumur dangkal)
- air ledeng atau perusaahan air minum
- air hujan
- air dalam kemasan
Bagaimana
menjaga sumber air bersih
·
Sumber mata air harus dilindungi dari bahan
pencemar, baik cemaran fisik, cemaran biologi maupun cemaran kimiawi
·
Sumur gali, sumur pompa, kran-kran umum dan juga
mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak, seperti lantai sumur tidak
boleh retak, tidak rusak, bibir sumur diplester, dll
·
Lingkungan sumber air harus dijaga kebersihannya,
seprti tidak boleh untuk tempat pembuangan sampah, tidak ada genangan air, dll
·
Gayung, timba, dan ember pengambil air harus dijaga
tetap bersih, tidak diletakan di lantai.
·
Jarak sumber air (misal sumur) tidak boleh
berdekatan dengan tangki jamban keluarga, tidak boleh ada berdekatan dengan
kandang ternak.
·
Dan lain-lain
Bagaimana
menjaga air minum yang ada di rumah supaya sehat
Meskipun
air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu bebas dari kuman penyakit.
Untuk itu air harus direbus dulu sampai mendidih, karena kuman akan mati ppada
suhu 100 derjat C (saat air ,mendidih).
Dismaping
cara tersebut diatas, ada beberapa cara untuk membunuh kuman dalam air, misal
derngan member bahan-bahan kimia terbatas yang sudah dinyatakan aman bagi
kesehatan (misal air rahmat, dll)
Pemeriksaan
Kualitas air secara sederhan
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksanaan Kimia
- Pemeriksaan secara biologis
Apa
peran kader
- Melakukan pendataan rumah tangga mana yang sudah dan yang belum
memiliki ketersedian air bersih/air minum di rumahnya
- Bersama dengan tokoh masyarakat/pemerintah desa, berusaha untuk
mencari sumber air, berupaya mencari jalan kemudahan n=bagi masyarakat
untuk mendapatkan air bersih bagi lingkungannya
- Membentk kelompok pemakai air (pokmair misalnay) untuk mengawasi
sumber air, memelihara saluran air dan memperbaiki kerusakan bilamana
terjadi
- Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk member bantuan
dalam penyedian air bersih dan air minum
- Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan kepada
masyarakat tentang hidup bersih dan sehat , tentang air yang sehat bagi
masyarakat, dll.